Pernah mikir nggak sih kalau tempat tinggal yang kita tempati di Indonesia
ini akan jadi sebuah negara besar dengan kota-kota besar yang kualitasnya ajib,
maknyus bin sentosa?? Saya pernah membayangkan. Mau keluar rumah nggak takut
asap kendaraan dan sinar UV yang notabene banyak ditakuti sama para kaum hawa
yang memperhatikan kesehatan kulit (macam saya), mau olahraga nggak harus ke
tempat gym yang bayar bulanannya mahal banget, mau makan nggak harus ‘berbagi’
sama lalat. Itu sebagian mini bayangan saya tentang kota yang berkualitas dan
maknyus gilee.. ya.. orang akan mempunyai banyak pandangan sendiri tentang
bagaimana kota yang ideal untuk dirinya..
Tapi bung, maaf ini dunia, bukan
surga. Apa yang kita pingin nggak bisa langsung ‘mak cling’ di depan kita. Dan
mungkin saya harus mengingatkan lagi kepada anda-anda semua bahwa seharusnya
seumuran kita ini sudah waktunya untuk punya mental dewasa yang jadi tukang
analisis segala masalah yang ada, bukan mental anak2 yang kemuannya harus
dituruti seketika itu juga, tanpa mau tau keadaan di sekitarnya kayak apa, atau
mental orang tua yang selalu berhati-hati dan selalu ngelarang2 sama apa yang
kita bakal lakukan.. catet yaa.. mental dewasa. Stop deh ngomongin mental2an.
Back to our journey in this
section. Ngomogin masalah kota idaman, yep, itu bukan hal yang mudah untuk
dibicarakan, perlu banyak analisis, mulai dari analisis masalah, analisis
kebijakan, analisis ini itu yang nggak mungkin orang awam (apalagi saya) bisa
mencerna dengan baik, sehat dan walafiat.
Dengan adanya pemikiran mengenai
kota ideal untuk ditempati oleh manusia dan makhluk ciptaan tuhan (baik yang
seksi maupun yang nggak terlalu seksi-seksi banget) tinggal di dunia, kita
setuju dong bahwa ketika kita memikirkan sebuah kota, maka kita juga harus
memikirkan apa isi dari kota itu. Yang paling jelas isinya otomatiis manusia,
hewan dan tumbuhan. Nggak akan pernah mungkin kita bisa hidup tanpa adanya 2
makhluk tuhan itu. So satu kesimpulan yang bisa diambil adalah dalam sebuah
kota harus memperhatikan lingkungan.
Next ngemeng-ngemeng masalah
lingkungan, tau nggak sih negara atau kota yang ramah lingkungan? Dikutip dari
mediaonlinenews.com (ceileeh) ada sepuluh negara yang paling ramah lingkungan
di dunia urutan pertama adalah Jerman.
Kenapa Jerman dinobatkan menjadi
negara paling ramah lingkungan? Karenaaaa Jerman memiliki lebih dari setengah
pembangkit listrik tenaga surya di dunia dan telan menginvestasikan lebih dari
$14 milyar pada tahun 2008 dalam hal grren technology. Bahkan salah satu kotanya,
Vauban, hampir tidak ada mobil sama sekali yang beroperasi. Wow, itu impian
saya sekali. Udara yang sejuk serta pemandangan kota tua yang asri dengan
gaya-gaya vintage gitu, tempat yang cocok banget buat foto.
Next negara yang kedua adalah
Norwegia. Kenapa? Karena Norwegia mempunyai produksi panel surya terbesar di
dunia dan punya penjara ramah lingkungan pertama di dunia dengan nama “Baston
Prison”, dan kayaknya di sana nggak ada penjara dengan ruang khusus kayak yang
digosipkan di Indonesia, Upps.
Selanjutnya ada Swiss. Ah.. negara
impian saya. Swiss setidaknya telah menduduki seenggaknya dua daftar negara
ramah lingkungan dalam beberapa universitas di Amerika. Kok bisa ya mereka
gitu? Mereka gitu karena mereka mnerapkan biaya tinggi untuk air dan pengelolaan
sampah. Bukan cuman itu, mereka juga menerapkan pajak untuk lingkungan dngan
nilai yang tinggi. Pantes aja mereka sangan menghormati air dan kebersihan
lingkungan. Dengan mereka menetapkan sistem tersebut, swiss juga menjadi
pemimpin untuk negara dengan tingkat polusi udara dan air yang terendah di
dunia.
Udah tiga negara aja udah wow
banget rasanya ngomongin masalah lingkungan di suatu negara. Bagaimana di
Indonesia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar